KATASUMBAR – Bisnis agen perjalanan atau travel agent menjadi usaha yang digandrungi oleh banyak orang di Indonesia.
Bisnis biro perjalanan ini memberi jasa untuk memudahkan perjalanan baik untuk kepentingan wisata, maupun kepentingan bisnis.
Sejak pertama kali hadir di Indonesia, bisnis travel agent kini makin berkembang. Dari yang melayani perjalanan wisata, hingga perjalanan ibadah seperti Haji dan Umroh.
Tapi tahukah Anda bahwa pencetus ide bisnis tersebut ternyata adalah orang Minang? Ya namanya Rahimi Sutan.
Rahimi Sutan adalah salah satu pengusaha legenda Sumatera Barat.
Kiprahnya sebagai pebisnis tidak main-main. Ia adalah pencetus bisnis travel agen tertua di Indonesia.
Pria asal Payakumbuh itu adalah pemilik perusahaan Natrabu Grup. Natrabu sendiri adalah singkatan National Travel Bureau.
Perusahaan Natrabu Grup dibentuk Rahimi pada tahun 1958 silam.
Ide membangun bisnis itu muncul saat Rahimi bekerja sebagai polisi bagian intel di Dinas Pengawasan Keselamatan Negara (DPKN).
Kala itu Rahimi muda bertugas di bagian screening yang menyaring orang yang akan ke bepergian luar negeri.
Kemudian pada tahun 1951 ia keluar dari dinas kepolisian, dan mulai berkonsentrasi pada bisnis travel.
Pada tahun 1958 ia pun berhasil mendirikan perusahaan travel dengan bendera Natrabu (National Travel Bureau).
Selain itu, Rahimi juga mendirikan usaha rumah makan Minang Natrabu sebagai pendamping bagi usaha travel yang sudah lebih dulu.
Usahanya travelnya tumbuh pesat, sehingga pernah membuka cabang di beberapa kota di dunia.
Selama kiprahnya menjadi pengusaha biro perjalanan, Rahimi mengembangkan sayap usahanya itu ke Jepang, Amerika Serikat, dan lainnya.
Alhasil, buah dari kiprah bisnisnya itu, Rahimi sempat ditunjuk sebagai ketua bidang restoran dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Kemudian ia juga pernah menjabat sebagai ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Jakarta, dan sebagai penasihat ASITA Jakarta.
Namun nahas, di awal tahun 2000-an, usaha travel Rahimi banyak yang tutup, seperti kantor cabang di luar negeri.
Penutupan ini akibat travel warning yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat atas situasi Indonesia yang dianggap tidak kondusif.
Namun usaha Rumah Makan Minang Natrabu tetap eksis sampai saat ini karena rasa dan mutu yang dianggap baik oleh para konsumennya.
Pemilik Restoran Minang Tertua di Jakarta
Rumah makan khas Minangkabau Natrabu mulanya adalah usaha sampingan Rahimi.
Berbekal menu makanan yang biasa dimasak oleh sang ibunda, ia kemudian mengembangkan rumah makan ini mulai tahun 1968.
Ketika bisnis biro perjalanan banyak dititup, jadilah bisnis rumah makan.
Bisnis yang awalnya hanya ia jadikan sebagai sampingan sejak 1958 menjadi usaha utamanya.
Rumah makan Natrabu ini pertama kali berdiri di Jalan Haji Agus Salim, Sabang. Bangunan restoran itu kemudian juga ia jadikan sebagai rumah.
Sebelum menempati kawasan itu, Rahimi sudah hidup berpindah-pindah di Jakarta bersama keluarganya.
“Sebelumnya kita di Taman Tanah Abang III nomor 14, trus pindah ke Tanah Abang III nomor 29. Sekarang di sini juga nomor 29. Kebetulan saja,” katanya pada Kompas tahun 2009 silam.
Di masa awal usaha nasi padang, ibunda Rahimi turut serta dalam urusan meracik bumbu hingga cita rasa makanan.
“Ibu saya, Amay Rokayah, yang menegur karyawan soal makanan yang tidak enak.
Kemudian dicari terus racikan sampai akhirnya kita bisa punya rendang yang beda dari yang lain,” ucap pria kelahiran 17 Juli 1927 itu.(*)
*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.
****
Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini) 😊
*
Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.