KATASUMBAR – Dinas Pariwisata Sumbar ingin Uda-Uni benar-benar menjalankan fungsi sebagai duta wisata.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda, duta wisata ini bertugas memperkenalkan dan mempromosikan wisata daerah ke luar.
Hal ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menepis stigma buruk maksiat dan LGBT yang melekat dalam organisasi Uda-Uni.
“Yang berkembang saat ini adalah soal maksiat dan LGBT.”
“Makanya saya ingin menjadikan Uda Uni ini sebagai duta wisata, menjadi contoh bagi generasi muda yang lain,” katanya pada Katasumbar.
Penegasan itu disampaikan Budi saat kritikan gelaran Grand Final Uda-Uni di Solok Selatan jadi perhatian.
Kritikan yang dilayangkan oleh sejumlah pihak yang mewakili juri kompetisi itu mendapat ragam tanggapan.
Ada yang setuju, ada pula yang sebaliknya, sehingga muncul narasi pembubaran Uda-Uni, karena terkait dengan LGBT.
Budi pun ingin merubah itu semua, apalagi dia sendiri adalah Uda Sumbar tahun 1992.
“Jadi saya mengerti luar dalam. Yang berkembang saat ini adalah soal maksiat dan LGBT.”
“Makanya saya dorong untuk jadi duta wisata, bukan sebagai penanti tamu saja,” ungkapnya.
Dinas Pariwisata, sebut Budi, sejauh ini memberi tugas pada duta wisata tersebut untuk melakukan kegiatan promosi dengan cara mereka sendiri.
“Saya rubah mainsetnya, sebagai sosok yang akan memperkenalkan wisata Sumbar, memberi edukasi dengan cara mereka masing-masing.”
“Sejauh ini hal itu berjalan,” pungkas alumni STPDN ini.(*)
*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.
****
Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini) 😊
*
Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.