Jamu Mahfud MD di Padang, Gubernur Sumbar Singgung Soal Kecurangan Pemilu

KATASUMBAR – Jajaran Pemprov Sumbar menyambut kedatangan Menko Polhukam RI, Mahfud MD pada Kamis (16/11) kemarin.

Jamuan tersebut berlansgung di Auditorium Gubernuran Sumbar yang diisi dengan kegiatan dialog kebangsaan.

Dalam dialog tersebut, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah sempat memamerkan satu hal ke hadapan Mahfud.

Adapun hal yang dipamerkan Mahyeldi tersebut adalah angka partisipasi pemilih pada ajang Pemilu.

Ia mengatakan, pada Pemilu 2019 lalu, jumlah partisipasi pemilih mencapai 81 persen.

Angka ini lebih tinggi dari target dalam RPJMN 2015-2019 yang dipatok 77,5 persen.

Dengan angka tersebut, Mahyeldi menyebut, hal demikian adalah bukti bahwa Sumbar mampu menghamornikan perbedaan yang muncul selama pesta demokrasi.

“Perbedaan pendapat dan pilihan adalah hal biasa. Mari bersatu dalam menyukseskan semua tahapan Pemilu.”

“Hingga terpilih pemimpin yang akan membawa Indonesia ke arah kemajuan,” ungkapnya.

Lantas terkait itu, ia pun menegaskan, penting untuk menyikapi Pemilu sebagai ajang pemersatu, bukan justru sebagai ajang pertarungan.

Maka kata dia, segala bentuk praktik kecurangan dalam Pemilu harus diantisipasi agar tidak terjadi.

“Saya berharap pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan Pemilu untuk mengantisipasi praktik politik uang, politik identitas, dan lain sebagainya.”

“Sebab, selalu ada ruang yang akan memicu perpecahan di tengah masyarakat, terutama menjelang masa Pemilu dan Pilkada 2024,” ucap politisi PKS tersebut.

Menanggapi hal itu, Mahfud MD juga mengingatkan, agar masyarakat berhati-hati terhadap ancaman yang muncul.

“Demokrasi itu merupakan yang terbaik dan relatif, karena ada peluang aspirasi masyarakat serta ada peluang untuk berkompentisi menduduki jabatan,” kata Mahfud.

Pemilu, sambungnya, merupakan keharusan bagi negara demokrasi. Oleh sebab itu orang yang menolak Pemilu adalah orang yang rugi.

“Jadi yang menolak Pemilu dipastikan rugi. Namun apabila ada kecurangan dalam Pemilu itu Pengkhianat bangsa,” tegasnya.(*)