KATASUMBAR – Produksi padi di Kota Padang terus menurun dalam delapan bulan terakhir, alias sepanjang tahun 2024 ini.
Menurut data dari Pemerintah Kota Padang, selama Januari hingga Agustus 2024, produksi padi di Padang hanya 31.320 ton.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, angkanya jauh berkurang, dimana jumlahnya mencapai 38.621 ton.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani mengatakan, pihaknya terus melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi padi.
“Kami berusaha meminimalisir permasalahan demi meningkatkan produksi padi. Sejauh ini, produktivitas padi masih di angka 5,2 ton per hektare,” katanya.
Ia mencatat, Kota Padang saat ini memiliki lahan sawah seluas 4.341 Ha berdasarkan data yang dikeluarkan ATR/BPN.
Jumlah itu terus berkurang setiap tahun karena alih fungsi lahan menjadi lahan non-pertanian.
Adapun Luas Lahan Sawah Dilindungi (LSD) sampai 2030 mendatang seluas kurang lebih 2.400 Ha.
“Berbagai upaya kita lakukan untuk peningkatan produktivitas padi sehingga target produksi padi yang ditetapkan dapat tercapai,” tandasnya.
Sejauh ini, ia menjelaskan pihaknya telah menyalurkan mesin pompa air sebanyak 9 unit yang tersebar di beberapa lokasi, untuk meningkatkan indeks pertanaman.
Adanya bantuan tersebut membantu petani untuk mengambil air dari sumber-sumber air, seperti sungai untuk dialirkan ke sawah tadah hujan.
“Paling banyak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, karena di sana banyak sawah tadah hujan. Bantuan pompa air sawah sudah dimanfaatkan oleh petani.”
“Sebelumnya mereka menanam hanya satu setengah kali. Dengan adanya bantuan pompa air, mereka tidak bergantung hujan lagi,” terangnya.
Yoice melanjutkan, pihaknya masih akan menyalurkan 10 unit mesin pompa air sampai akhir tahun 2024.
Syarat kelompok tani penerima adalah yang memiliki sawah berlokasi paling jauh 15-20 meter dari sungai sebagai sumber air pompa.
Selain pompa, pihaknya juga menyalurkan benih pokok ke kelompok tani dari program Kementerian Pertanian RI di Kecamatan Pauh, Bungus Teluk Kabung dan Koto Tangah.
“Benih yang dibantu adalah benih pokok, sehingga benih pokok ini bisa dilakukan labelisasi.”
“Benih berlabel mutunya lebih baik, sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas padi,” bebernya.
Kemudian pihaknya juga melakukan demplot Bersawah Pokok Murah di Kecamatan Kuranji untuk mengurangi biaya produksi petani.
“Bersawah Pokok Murah hemat dari sisi pemakaian pupuk anorganik dan biaya pengolahan lahan.”
“Jerami bisa dijadikan mulsa untuk menghambat pertumbuhan gulma, karena pertanaman padi Bersawah Pokok Murah dilakukan pada bedeng-bedeng,” pungkasnya.(*)
*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.
****
Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini) 😊
*
Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.