KATASUMBAR – Kepala Puslitbang Geopark dan Lingkungan Hidup Universitas Taman Siswa, Osronita turut bersuara usai mengapungnya wacana Landmark Lembah Harau.

Osronita mengkritik wacana dari BKSDA Sumbar itu. Dia menilai langkah ini sama sekali tidak tepat.

Menurut ahli Geografi yang juga inisiator Geopark di Sumatera Barat itu, wacana ini belum mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara holistik yaitu aspek bio, geo, fisik, sosial ekonomi, kesmas, keamanan dan keselamatan.

“Persoalan lingkungan hidup baik itu pemanfaatan atau pengelolaan harus dipertimbangkan secara terintegrasi yang terkait pada aspek biotik, abiotik dan sosial, semuanya harus sejalan. Jika salah satu saja di abaikan maka kelayakannya dipertanyakan, sustainabilitynya tidak akan berjalan dengan optimal, apalagi ini sampai menimbulkan konflik,” jelas Pemerhati Suitainable Tourism ini, Minggu 6 November 2022.

Dari sudut pandang Geopark, katanya, geopark itu adalah kesatuan geografis yang memiliki nilai geologi terkemuka.

Lembah Harau, kata dia memiliki nilai ini. Bahkan, sambungnya, salah seorang pakar geologi indonesia Oki Oktariandi dalam bukunya menyebutkan bahwa bentangan alam dan batuan lembah harau langka di dunia, hanya bisa disebandingkan dengan Yosemite National Park-Sierra Nevada dan menuliskan Lembah Harau dalam sebuah buku Warisan Geologi Ranah Minang sebagai salah satu warisan geologi.

Sebagai salah satu warisan geologi, Lembah Harau memiliki makna warisan geologi karena mempunyai keunikan pada batuan atau jejak struktur geologi masa lalu bahwa adanya pengangkatan endapan sungai purba menjadi daratan, endapan ini dapat dilihat dari susunan lapisan batuan tebing.

Dengan bekas torehan sesar dan air yang membentuk lembah dengan tebing- tebing yang menjulang tinggi. Batuan ini ditafsirkan sebagai Proximal Alluvial fan Deposits berumur 30-40 juta tahun lalu.

Kata Osronita, Oki Oktariandi juga menyampaikan Bentang alam ngarai yang unik karena tebingnya memiliki kemiringan rataan 90 derajat dengan ketinggian tebing rata 100 meter sehingga banyak yanh menjulukinya sebagai lembah Yosemite di Indonesia.

“Bila dibandingkan dengan keunikan geologi wilayah lainnya baik secara nasional maupun regional Lembah Harau memiliki keunikan hanya bisa disebandingkan dengan Yosemite National Park sebuah kawasan yg terbentuk dari Glestser Besar sekitar 3 juta tahun yang lalu ketika es menutupi semua bagian di puncak tertinggi Sierra Nevada. Dengan demikian Kawasan Lembah Harau Dapat dikategorikan sebagai Warisan Geologi Dunia,” kata dia.

Menurutnya, Geopark Situs Geologi berada pada zona inti hanya boleh diamati untuk keperluan ilmiah dan edukasi konservasi tentang jejak sejarah warisan bumi.

“Apa yg direncanakan dengan membangun Landmark tulisan setinggi 4 meter dengan panjang 45 meter. BKSDA baru melihat aspek fisik biologi sementara aspek fisik geologi yang justru memiliki kekayaan ilmiah diabaikan,”ungkapnya kecewa.

Sebelumnya, BKSDA mengapungkan wacana Landmark ini dan mendapat mendapat tentangan dari banyak pihak.

(*)

*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.

****

Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini)  😊

*

Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.