KATASUMBAR – PT Herdanic Afda Dihesa memperkenalkan pupuk cair hayati majemuk Herdanic.
Pupuk Herdanic asal Sumbar ini bisa menjadi solusi dan alternatif bagi pertanian dan perkebunan untuk mengatasi mahalnya harga pupuk saat ini.
Harganya hanya Rp.95 ribu perliter dan bisa mendapatkannya di Koperasi Rumah Sakit Madina Bukittinggi.
Menurut Direktur PT Herdanic Afda Dihesa, M. Ramadhanta Sayeed Hermanda, harga pupuk ini jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan pupuk organik atau anorganik yang ada di pasaran.
Kemudian juga lebih menguntungkan bagi pertanian dan perkebunan.
Departemen Ilmu Tanah Dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran telah melakukan uji efektivitas dan efisiensi terhadap Herdanic.
Kesimpulannya adalah “Pupuk hayati dengan merk dagang “Herdanic” memenuhi syarat pupuk hayati yang layak digunakan sebagai suplemen atau komplemen alternatif pengunaan pupuk NPK standar (Urea, SP-36, dan KCl) yang umum digunakan untuk tanaman pangan”.
Dan Untuk uji kandungan unsur hara makro dan mikro juga telah di uji oleh lembaga pengujian dan sertifikasi Institut Pertanian Bogor.
Herdanic Berpengaruh Nyata
Uji efektifitas dan uji efisiensi oleh Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran menguji penggunaan pupuk cair hayati majemuk Herdanic terhadap tanaman jagung (Zea mays L) varietas Paragon.
Dalam hasil pengujian itu, perlakuan pupuk hayati cair Herdanic berpengaruh nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan tanaman hasil jagung varietas Paragon.
Menurutnya, pupuk hayati cair Herdanic dengan dosis 5 liter perhektare yang dikombinasikan dengan 3/4 NPK merupakan perlakukan terbaik.
Terutama dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung varietas Paragon.
Kemudian pendapatan usaha tani tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk hayati cair Herdanic dengan dosis 5 liter perhektare.
Pendapatannya mencapai Rp106.006.111 selama 3 sampai 4 bulan, termasuk waktu persiapan tanaman.
Sebagai perbandingan, uji coba menggunakan pupuk NPK dengan biaya sebesar Rp.2,6 juta menghasilkan produksi jagung sebanyak 22.281 kilogram perhektare.
Sementara uji coba menggunakan Herdanic tanpa NPK dengan biaya hanya sebesar Rp.385 ribu, hasil produksi jagungnya mencapai 20.622 kilogram perhektare.
Namun uji coba menggunakan satu herdanic dicampur dengan 3/4 NPK dengan biaya sebesar Rp2.2 juta, hasil produksinya sangat besar, mencapai 30.578 kilogram perhektare.
“Selain ekonomis dan mudah dalam penggunaan, pupuk cair Herdanic juga ramah lingkungan karena merupakan pupuk yang mengandung hara makro dan mikro dari bahan organik alami dan terpilih,” katanya.
“Herdanic mengandung bakteri pengurai non patogen serta micro organisme yang sangat penting untuk kesuburan tanah dan tanaman,” sambung Dhanta, Senin 6 Mei 2024.
Uji Coba Herdanic
Tak hanya Universitas Padjajaran, namun PT Herdanic Afda Dihesa juga telah melakukan uji coba pada beberapa tanaman di berbagai daerah.
Menurut Dhanta, uji coba Herdanic telah dilakukan di perkebunan sawit yang sakit di wilayah Riau dan Sumatera Selatan.
Uji coba dilakukan pada lahan gambut pada tanaman sawit yang tidak produktif dan hasilnya sangat memuaskan.
Salah satu contoh pada 50 hektar perkebunan sawit di lahan gambut yang tidak produktif dan miskin akan hara dapat di atasi dengan memberikan booster kosentrat pada lahan tersebut.
Dalam 1-2 bulan lahan dan tanaman sawit terlihat perubahan yang sangat signifikan terlihat daun yang sebelumnya kuning bahkan terlihat akan mati, kembali menghijau dan tanah gambut yang gersang mulai terlihat lebih subur.
Kemudian pohon sawit yang selama ini tidak berbuah sekarang sudah mulai berbuah.
“Dan pengakuan dari pemilik kebun dan petani sawit, bahwa pupuk herdanic ini lebih cepat, efektif, efisien dalam perbaikan lahan dan pemulihan tanaman,” ungkap Dhanta.
Uji coba juga dilakukan untuk tanaman jeruk di wisata petik Batu Palano Kabupaten Agam Sumatera Barat (Sumbar).
“Uji ini sudah kita lakukan selama 3 tahun, dulu lahan dan tanaman jeruk di kebun ini juga rusak parah, namun dalam 1-3 bulan di awal pengujian juga terlihat perubahan yang sangat signifikan,” katanya.
Menurutnya, sekarang warga Sumbar dapat melihat langsung ke lokasi tersebut dengan hasilnya.
Tanaman jeruk itu tak lagi memiliki musim karena terus berbuah dan memiliki rasa yang manis dan pastinya buahnya lebih segar dan sehat karena tidak lagi mengandung bahan kimia Anorganik yang mempunyai efek tidak baik kesehatan manusia.
Jika dulu ada musim berbuah dan tak ada buahnya, sekarang tidak ada lagi, karena terus berbuah sepanjang waktu.
“Kami juga telah menguji coba di lahan milik Kostrad TNI-AD di daerah Geopark, Ciletuh Pelabuhan Ratu Jawa Barat untuk tanaman kelapa genjah dengan luas 10 hektar,” jelasnya.
Uji Coba Iklim Berbeda
Dhanta mengatakan, untuk uji di berbagai tempat dengan lahan dan iklim berbeda sudah banyak dilakukan.
Seperti tanaman cabai, buah durian, jambu, bawang merah, bawang putih, padi dan yang lainnya. Hasilnya juga sangat memuaskan.
“Yang pasti kami menguji pada lahan lahan yang rusak dan membutuhkan perbaikan agar dapat melihat kemampuan terbaik dari pupuk cair hayati majemuk Herdanic. Kalau untuk lahan yang sehat dan tidak rusak sudah pasti hasilnya akan jauh lebih baik,” ujar Dhanta.
Ia melanjutkan, untuk saat ini perusahaan juga telah melakukan uji coba di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh untuk melihat perkembangan dan kemampuan pada tanaman holtikultura.
Dari beberapa laporan yang bersifat lapangan juga terlihat herdanic berpengaruh nyata terhadap tanaman holtikultura.
“Kami berharap pupuk cair hayati majemuk Herdanic ini dapat membantu dan menjadi solusi perekonomian petani, masyarakat,Koperasi dan UMKM,. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dapat mengakses halaman web kami di https://www.herdanic.id,” pungkasnya.
*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.
****
Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini) 😊
*
Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.