KATASUMBAR – Kadivhubinter Mabes Polri Irjen Pol Krishna Murti membuat video yang “menghebohkan” saat berkunjung ke Big Ben, Inggris.
Dalam video tersebut, ia menyebutkan sedang berada di Jam Gadang Bukittinggi.
Memang Big Ben yang berada di Inggris tersebut sepintas mirip dengan Jam Gadang, yang merupakan ikon Kota Bukittinggi.
Pertama, Krishna Murti menyebutkan perjalanannya dari Klaten hingga sampai ke Padang. Kemudian, dari Padang ia akan lagi ke Bukittinggi
“Di Bukittinggi kita akan menikmati keindahan dan keenakan masakan Padang,” katanya baru-baru ini dalam video tersebut.
“Di Bukittinggi yang terkenal adalah jam Gadangnya. Nah dibelakang saya Jam Gadangnya, jam ini bisa menunjukkan waktu, di sana terlihat jam 11.30 Waktu Indonesia Bukittinggi,” katanya.
Unggahan video Krishna Murti tersebut, sontak membuat para followernya berkomentar terutama yang berasal dari Bukittinggi.
“Onde Mande.. kampung ambo Bukittinggi lah barubah Jendral ya…efek jarang pulkam ini saya…besok ajukan cuti pulkam ah.. ijin Jendral,” kata pemilik akun @rozi_ojik_pandawa.
Akun lain @lia_zulia_yandani juga berkomentar. “Huahahahaha…. onde mande…… komandan melakukan tindak pidana penipuan nih..ko jam gadang nya jadi kuning.. itu mah jam gadang gadungan,” tulisnya.
“Kota Bukit Tinggi udah berubah ya ndan,” ujar akun @andinir7.
Video tersebut, telah ditonton sebanyak 44,1 ribu kali sejak diunggah tiga hari yang lalu, dengan 6200 like dan 363 komentar.
Diketahui, Jam Gadang Bukittinggi merupakan menara jam berukuran besar yang berada di Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Jam Gadang yang terletak di kawasan Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi ini merupakan titik nol Kota Bukittinggi, serta jadi ikon Kota Bukittinggi.
Tinggi menara Jam Gadang ini mencapai 26 meter. Ada empat sisi menara jam, yang masing-masingnya berdiameter 80 senti meter.
Pembangunan Jam Gadang ini sendiri baru mulai pada tahun 1926 hingga tahun 1927 pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Yazid Rajo Mangkuto dari Koto Gadang Kabupaten Agam, merupakan perancang Jam Gadang.
Sementara jam nya tersebut merupakan hadiah dari Ratu Belanda, Wilhelmina.
Semenjak awal hingga sekarang, Jam Gadang telah mengalami tiga kali perubahan pada bagian atasnya.
Pada awalnya zaman Hindia Belanda, bagian atap Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam.
Kemudian pada penjajahan Jepang kembali berubah, dan waktu itu bagian atasnya menyerupai Kuil Shinto.
Baru setelah Indonesia merdeka, bagian atas Jam Gadang Bukittinggi berubah menjadi atap gonjong, seperti rumah adat Minangkabau.
Uniknya, jam besar yang ada di Jam Gadang Bukittinggi ini adalah jam dengan edisi terbatas.
Jam itu merupakan produksi Vortmann Recklinghausen, dan hanya ada dua unit di dunia.
Selain ada di Jam Gadang Bukittinggi, mesin jam ini juga ada di Menara Big Ben, Inggris.
Karena hal itulah mengapa Jam Gadang dan Big Ben disebut sebagai jam kembar.