KATASUMBAR – Tim Bagian Pelayanan Medik Rumah Sakit Otak M. Hatta (RSOM) Bukittinggi, dr Genta Ma Putra, menyebut bahwa korban KDRT di Payakumbuh mengalami trauma di bagian kepalanya, terutama di bagian kepala yang sebelah kiri.

Dokter Genta mengatakan, traumanya itu lumayan besar.

“Karena ada luka terbuka juga, ada pendarahan massif, jadi kami lakukan itu CT scan kepala,” jelas Dokter Genta, Selasa 1 Juli 2025.

Dari CT scan kepala itu menurutnya ditemukan ada bagian kepala yang pecah yang diduga disebabkan dari faktor trauma atau banturan.

Dokter Genta juga menyebut, kemungkinan benturan itu sangat keras karena terdapat patahan di tulang kepala.

“Sudah ditangani sama dokter di IGD sebagai penanggung jawab IGD dan karena perlu penanganan lebih lanjut itu langsung dikonsulkan ke dokter bagian bedah syaraf,” jelasnya.

Dokter bagian bedah syaraf itu kemudian menganjurkan untuk melakukan tindakan operasi.

Setelah melakukan konsultasi ke dokter spesialis lainya, akhirnya WP menjalani operasi pada Senin malam hingga Selasa pagi.

“Nah tadi pagi sudah diperiksa sama dokter bedah sama dokter ruangan sama penanggung jawab yang lain.
Itu kondisinya sudah bagus,” ungkap Dokter Genta.

Hanya saja setelah operasi WP masih tampak sedikit gelisah, yang diduga karena masih pengaruh bius sewaktu operasi.

“Tapi sudah sadar cuma masih agak gelisah gitu, tapi sekarang sudah bagus kondisinya, operasinya udah berjalan baik,” tuturnya.

KDRT

WP yang merupakan pengajar Quran di salah satu sekolah di Payakumbuh mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Pelakunya yang merupakan suaminya
sendiri tega memukulnya dengan benda tumpul pada bagian kepala.

Tak hanya itu, telinga kiri WP juga mengalami luka sayatan, yang diduga akibat kena gunting.

Akibatnya, WP mengalami luka serius pada bagian kepala dan harus menjalani operasi di rumah sakit, sementara telinganya mendapatkan beberapa jahitan.

Menurut Yenni selaku kakak sepupu korban, peristiwa itu terjadi pada Senin 30 Juni 2025 subuh sekitar pukul 03.00 WIB.

“Setelah melakukan KDRT, dia bilang ke nenek, nih bawa ke rumah sakit,” ujar Yenni.

Yenni mengaku tak mengetahui kronologis secara detail, karena hanya mendengar sekilas cerita dari kakak kandung korban.

WP sendiri usai menderita banyak luka kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Adnaan WD Payakumbuh.

Namun siangnya, WP kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Otak M. Hatta Bukittinggi.

Baru pada Senin malam hingga Selasa pagi, WP baru bisa dioperasi.

Hingga saat ini, pelaku KDRT masih menghilang. Keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke Polres Payakumbuh.

 

*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.

****

Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini)  😊

*

Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.