KATASUMBAR – Mungkin tidak banyak yang mengenal sosok Willy Amrul. Dia adalah perantau Minang yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Amerika Serikat.
Willy sejatinya, bukanlah nama yang melekat pada sosok satu ini sejak lahir. Nama yang sandang sedari sejak bayi malah Abdul Wadud Karim Amrullah.
Ya, dia merupakan seorang salah satu ulama kenamaan Minangkabau, Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul.
Dia merupakan putra kedua Haji Rasul, dari istri keduanya yang bernama Siti Hindun. Secara keturunan, dia adalah saudara laki-laki dari Buya Hamka.
Dikutip dari Wikipedia, Abdul Wadud menghabiskan masa kecilnya di Maninjau.
Sebagaimana anak-anak Minangkabau lainnya, waktu kecil ia pergi ke surau di kampungnya dan pergi sekolah agama di Padang Panjang.
Lembaga pendidikan tersebut dikelola oleh murid-murid ayahnya, yang berkembang menjadi pusat pendidikan kenamaan.
Selanjutnya ia meninggalkan Minangkabau pada 8 Agustus 1941 bersama ayahnya ke Sukabumi.
Ia harus pindah, sebab ketika itu ayahnya dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda karena aktivitas perjuangannya.
Informasi dari Museum Kelahiran Buya Hamka menyebut, Abdul Wadud sudah dibuang sepanjang adat dari Nagari Sungai Batang.
Dengan pencabutan itu hak-hak sosial maupun budayanya sudah dicabut. Artinya secara keadatan ia bukan orang Minang lagi.
Selepas kematian ayahnya pada 1945, Abdul Wadud berangkat ke Rotterdam dengan bekerja sebagai tukang binatu di kapal MS Willem Ruys yang berangkat dari Tanjung Priok pada Februari 1949.
Selanjutnya ia meneruskan petualangan ke Amerika Serikat dan Amerika Selatan pada 1950.
Setelah lama mengarungi tanah Benua Amerika tersebut, dia akhirnya memutuskan untuk menetap di San Francisco, California.
Hidup di AS dan Kembali ke Indonesia
Di California, Abdul Wadud mendirikan IMI (Ikatan Masyarakat Indonesia) tahun 1962.
Kemudian ia menikah dengan Vera Ellen George, seorang gadis Indo, pada 6 Juni 1970 dan belakangan dikaruniai 3 orang anak.
Ia juga aktif dalam kegiatan Islamic Center yang dikelola oleh para imigran Islam dari Indonesia dan negara-negara Islam lainnya di Los Angeles.
Pada tahun 1977 ia bersama sang istri sempat kembali ke Indonesia dan bekerja di biro perjalanan milik Hasjim Ning di Bali.
Pada saat bisnis mereka bermasalah, istrinya yang mualaf kembali diajak teman-temannya untuk pergi ke gereja.
Tidak itu saja, sang istri juga mengajak si suami untuk turut serta. Akibatnya mereka sering bertengkar hebat.
Setelah cukup lama dalam kesulitan ekonomi, pada tahun 1981, ia setuju mengikuti agama istrinya.
Pada tahun 1983, ia dibaptis oleh Pendeta Gereja Baptis Gerard Pinkston di Kebayoran Baru.
Selanjutnya ia kembali ke Amerika Serikat tahun itu juga, menyusul istri dan anak-anaknya yang sudah lebih dahulu meninggalkan Indonesia.
Tidak lama kemudian Abdul Wadud ditahbiskan menjadi pendeta di Gereja Pekabaran Injil Indonesia (GPII, sekarang Gereja Misi Injili Indonesia/GMII) di California.
Pengangkatan sebagai pendeta itulah yang membuat Awka kemudian lebih dikenal dengan nama Pendeta Willy Amrull.(*)
*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.
****
Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini) 😊
*
Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.