KATASUMBAR – Sejumlah nama tokoh Indonesia diabadikan jadi nama jalan di luar negeri.
Para tokoh tersebut dikenal aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia dan pasca kemerdekaan.
Dirangkum beberapa sumber berikut nama tokoh yang diabadikan nama jalan di Belanda.
Tokoh tersebut berasal dari suku Minangkabau, Sumatera Barat Sumbar.
Mohammad Hatta (Mohammed Hattastraat)
Lahir dengan nama Muhammad Athar pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.
Hatta diketahui melanjutkan studi ekonominya di Rotterdam. Hatta tinggal di Belanda sampai tahun 1932.
Di Belanda, ia tidak hanya dengan belajar namun juga turut aktif dalam pergerakan melalui Perhimpunan Indonesia.
Pulang dari Belanda, Hatta berjuang untuk kemerdekaan dan terlibat dalam berbagai perundingan antara Indonesia dengan Belanda.
Di awal kemerdekaan, Hatta ditunjuk sebagai Wakil Presiden Indonesia (1945-1956) atau sebagai Perdana Menteri Indonesia (1948-1950).
Nama Hatta tersemat di jalan pemukiman Zuiderpolder di kota Haarlem.
Mohammed Hattastraat, jalan kecil dengan deretan gedung di sisi kiri dan pepohonan rindang di sisi kanannya tersebut berakhir di sebuah perempatan antara Vrijheidsweg dan Salvador Allendestraat.
Sutan Sjahrir (Sjahrirstraat)
Sutan Sjahrir diketahui lahir di Kota Padang Panjang pada 5 Maret 1909.
Sjahrir mengenyam pendidikan hukum di Universitas Amsterdam dan Universitas Leiden.
Sjahrir diketahui pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia pertama (1945-1947).
Ia merupakan sosok terdepan diplomasi Indonesia melawan Belanda di pentas politik internasional.
Tiga kota di Belanda menyematkan nama Sjahrir. Di Leiden, kota bekas Sjahrir menimba ilmu, Sjahrirstraat membentang lurus bersinggungan dengan Gandhistraat sebelum tersambung ke Martin Luther Kingpad.
Di kota Gouda, ada Sjahrirsingel yang menyambungkan Sacharovstraat dengan Gandhiweg.
Nama terakhir terletak di permukiman Zuiderpolder di Haarlem, Sutan Sjahrirstraat, dinamakan pada 1987, yang menyambungkan jalan Mohammed Hattastraat dengan Chris Soumokilstraat.
Tan Malaka (Tan Malakastraat)
Namanya terpajang di wilayah Ijburg, sebuah kawasan pemukiman yang terletak di Ijmeer, pulau buatan sebelah tenggara Amsterdam
Lahir pada 2 Juni 1897 di Padam Gadang, Sumatera Barat.
Ia adalah tokoh pemikir yang gagasannya dinilai berbahaya oleh pemerintah kolonial Belanda. Tan dianggap dapat menggerakkan perlawanan terhadap praktek kolonialisme.
Bahkan setelah Indonesia mencapai kemerdekaan, Tan masih dianggap sebagai ancaman, terutama setelah ia mendirikan Partai Murba (Musyawarah Rakyat Banyak).
Komentar post