KATASUMBAR — Sinta (20 tahun), terlihat sibuk memindahkan buku-buku di rak ke kotak berukuran sekira 200 cm X 200 cm. Ia dibantu oleh dua temannya, Ranti dan Yudi. Dua puluh menit kemudian pekerjaan tersebut selesai dan kotak ditutup.
Kotak itu kemudian diangkat ke luar rumah. Di luar, telah menunggu motor listrik yang sudah dimodifikasi bagian belakangnya dengan ditambahkan besi pengait. Kotak tersebut kemudian dikaitkan ke motor listrik.
Bruummm. Motor dinyalakan. Yudi mengemudi di depan. Sinta dan Ranti duduk di belakang. Mereka kemudian menuju bundaran di Lapangan Sepakbola Siti Nurbaya, Padang Selatan.
Mereka sampai di Lapangan Siti Nurbaya dari Purus 3 sekira 30 menit perjalanan. Sampai di sana, buku dikeluarkan lagi dan ditaruh di atas tikar yang telah disediakan. Tak lama kemudian datang beberapa orang anak-anak.
“Mari ke sini. Kita membaca,” ajak Sinta. Ia menuntun anak-anak yang berusia sekira 5 tahun itu mendekat. “Adek pengen baca buku apa?” tanya Sinta. Sang anak menunjuk sebuah buku dengan judul “Peti Harta Karun.” Sinta memberikan buku itu kepada sang anak. Terlihat anak yang bernama Suri tersebut membolak-balik buku itu.
Anak-anak yang lain mulai berdatangan. Mereka memilih buku yang disuka. Kemudian duduk manis di bawah pohon rindang sembari melihat nelayan yang baru pulang dari menjala ikan.
pustaka bergerak untuk anak pesisir
Peristiwa Minggu (18/12) pagi itu rutin terjadi. Kegiatan tersebut diberi nama Pustaka Bergerak. Inisiator Pustaka Bergerak, Syuhendri Dt. Siri Marajo, mengatakan, pustaka ini akan berkeliling ke wilayah-wilayah pesisir di Kota Padang setiap hari Minggu.
“Kenapa pesisir? Sebab akses mereka ke pustaka sangat terbatas,” ujarnya, Minggu (18/12). Wilayah pesisir, sebut Syuhendri, di Kota Padang dikenal karena tempatnya yang kumuh dan minim pendidikan.
Syuhendri tidak mengada-ada. Sebab, ia sendiri tinggal di Purus 3, yang juga termasuk kawasan pesisir. Lokasi rumahnya hanya berjarak tak sampai 100 meter dari laut. Kawasan tempat tinggalnya, selain kumuh, juga rawan kriminalitas.
“Ada-ada saja yang tertangkap karena narkoba,” ujarnya. Awalnya, PNS di Taman Budaya ini mendirikan Tanah Ombak, ruang kreasi untuk anak-anak bermain teater. Tujuan Syuhendri sangat sederhana untuk mengajari anak-anak bermain teater, yaitu membentuk karakter.
Saat bermain teater itulah, pada saat yang sama, Syuhendri mengajak mereka membaca. Kemudian ia “menyulap” rumah pribadinya menjadi pustaka. Awalnya, buku-buku ia beli sendiri. Tapi kemudian banyak datang bantuan. Hingga tahun 2022, koleksi bukunya sudah mencapai 10 ribu buku.
Pustaka bergerak ini mulai pertama kali pada 2015. Kawasan yang dituju adalah daerah-daerah pesisir seperti Purus 3. Yang membawa kendaraan adalah relawan. Rata-rata mahasiswa.
Seperti pada Minggu (18/12) itu, relawannya adalah Sinta (Universitas Andalas), Yudi (Universitas Andalas), dan Ranti (Universitas Andalas). “Mereka tidak dibayar. Tergerak karena ingin berbuat kebaikan,” ujar Syuhendri.
dari vespa ke motor listrik
Pustaka bergerak pertama kali menggunakan vespa. Menurut Syuhendri, vespa tersebut adalah alat transportasinya untuk bekerja. Nah, pada hari Minggu, vespa tersebut diubah fungsinya yaitu membawa buku.
“Operasional yang dibutuhkan untuk sekali berkeliling minimal Rp100 ribu,” ujarnya. Uang tersebut digunakan untuk membeli minyak. Sehari, vespa bisa berkeliling ke empat atau lima kawasan. Satu bulan, untuk membiayai Pustaka Bergerak, dibutuhkan sekira Rp400-Rp500 ribu.
Syuhendri membiayai sendiri biaya operasional tersebut. Biaya lain yang dibutuhkan adalah untuk memperbaiki vespa yang sering rusak dan oli samping yang cukup menggerus isi saku. “Maklum, vespanya sudah tua,” ujarnya.
Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 2018, alat transportasi Pustaka Bergerak diganti menggunakan motor. Tujuannya agar bisa menghemat biaya.
Saat menggunakan motor, sebut Syuhendri, biaya operasional bisa ditekan separuhnya. Rata-rata sekali perjalanan hanya menghabiskan uang Rp50 ribu untuk biaya membeli minyak. Atau rata-rata per bulan sekira Rp200-Rp300 ribu.
Operasional Pustaka Bergerak ini memang hanya untuk membeli minyak, sementara biaya makan relawan, ditanggung sendiri. Meski tak terlalu mempedulikan soal biaya, bagi Syuhendri, pengeluaran untuk Pustaka Bergerak menganggu belanja tiga orang anaknya.
Pada 2020, Pustaka Bergerak mendapat bantuan motor listrik dari PLN Sumbar. Syuhendri merasa sangat bersyukur sekali mendapat bantuan tersebut.
Setelah dua tahun menggunakan motor listrik, Syuhendri merasakan sekali manfaatnya. “Sangat hemat,” ujarnya. Ia tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli minyak.
Motor listrik ini cukup dicas selama 5 jam langsung terisi 100%. Saat relawan menggunakan motor listrik ini, daya yang terpakai cuma 20% saja.
Yudi yang pada hari itu membawa motor listrik mengaku motor listrik yang dikendarainya memiliki tenaga yang tak kalah dari motor biasa.
“Buku yang ditarik itu lebih kurang beratnya 50 Kg. Ditambah penumpang. Santai saja di jalan raya, tak ada hambatan,” ujarnya.
Menurutnya, motor listrik ini juga tidak bising sehingga tidak menganggu orang. Juga ramah lingkungan.
Sementara Syuhendri mengatakan, sejak menggunakan motor listrik, ia tak mengeluarkan uang lagi untuk operasional. “Saya merasa sangat terbantu dengan motor listrik ini,” ujarnya.
Ia berharap, setelah menggunakan motor listrik, kawasan yang dituju menjadi lebih banyak.
literasi hemat energi
Budayawan Sumbar, Nasrul Azwar, mengapresiasi apa yang dilakukan Perpustakaan Bergerak. Menurutnya, kerja-kerja literasi memang sangat minim dapat perhatian, apalagi sponsor.
“Ini pekerjaan di ruang sunyi dan butuh daya tahan,” ujarnya. Jadi, salah satu yang bisa dilakukan adalah menekan biaya. Peralihan dari motor dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik merupakan ide cerdas.
Kerja literasi seperti ini, sebutnya, tak sama dengan menggelar festival musik. Festival musik digandrungi banyak orang sehingga mudah mendapat sponsor.
Namun, kerja literasi yang dilakukan Perpustakaan Bergerak, sudahlah tidak mendapat sponsor, tidak gampang pula mengajak orang untuk membaca.
“Apalagi tingkat literasi kita sangat rendah,” ujarnya.
Ia menantang pekerja literasi lain atau pekerja seni untuk membuat gebrakan, terutama di bidang energi. Ia mencontohkan di Gedung Seni Pertunjukan, sangat besar sekali daya listrik yang dibutuhkan.
“Seniman harus berpikir juga agar kegiatan-kegiatan kesenian yang tampil di Gedung Seni Pertunjukan hemat energi. Baik itu teater, musik, tari, atau seni-seni lainnya,” ujarnya.
dukungan pemerintah
Selain Perpustakaan Bergerak, penggunaan motor listrik di Sumbar masih sangat minim. Belum ada data pasti berapa pengguna motor listrik ini. Namun, yang terlihat dilakukan sekarang adalah inisiasi penggunaan motor listrik.
Seperti yang dilakukan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumbar Agustus 2022. PLN Sumbar menggelar touring bersama 19 kepala daerah menggunakan motor listrik. Rute yang ditempuh sejauh 17 km berkeliling Kota Padang.
General Manager PLN UIW Sumbar, Toni Wahyu Wibowo, mengatakan, touring ini sebagai salah satu cara menginisiasi semakin meluasnya pengguna motor listrik.
“Kita berharap pengguna motor listrik terus bertumbuh,” ujarnya.
Kabid Energi dan Ketenagalistrikan Dinas ESDM Sumbar Helmy Heriyanto, mengatakan, perlu kolaborasi dan sinergi bersama stakeholder dalam menumbuhkan minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik.
Pemerintah Sumbar sendiri, sebutnya, mendukung percepatan transisi energi dan penggunaan kendaraan listrik diantaranya dengan menerbitkan Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat Nomor 671/453/EKTL/DESDM-2022 tanggal 17 Juni 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Sekda Sumbar, Hansastri, mengatakan, pemerintah harus menjqdi yang di depan untuk menumbuhkan pemakaian motor listrik di Sumbar.
“Kami sedang mengkaji penggunaan motor dan mobil listrik untuk kendaraan dinas PNS,” ujarnya. (*)
*
Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.
****
Dapatkan info berita terbaru via group WhatsApp (read only) KATASUMBAR / SUMBAR KINI (Klik Disini) 😊
*
Suscribe YOUTUBE KATA SUMBAR untuk mendapatkan informasi terbaru dalam bentuk video.