KATASUMBAR – Ajaran menyimpang Bab Kesucian yang beredar di Tanah Datar ternyata telah menyebar ke banyak daerah.
Keberadaan kelompok pengajian yang diduga menyesatkan itu diketahui dari maklumat MUI Tanah Datar.
Maklumat tersebut diterbitkan MUI pada Sabtu, 1 Januari 2022 silam.
MUI dalam hal ini menyatakan kewaspadaan terhadap ajaran Bab Kesucian lantaran memiliki paham yang menyimpang dari ketentuan Islam.
Maklumat itu sendiri dibuat MUI dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim khusus, atas laporan dari masyarakat pada 17 Mei 2021 silam.
Katasumbar berhasil mendapatkan laporan hasil penelitian yang dipimpin oleh Taufik Rahman M.A.
Penelitian itu sendiri dilaksanakan tim MUI sejak 26 Mei hingga 23 Agustus 2021.
Dalam laporan itu tertulis bahwa ajaran Bab Kesucian ini telah menyebar ke banyak daerah. Untuk Tanah Datar sendiri, ajaran ini terpusat di kawasan Koto Tuo Panyalian.
Khusus kawasan Tanah Datar, ajaran ini bermula dari salah satu Pesantren di kawasan Koto Tuo Panyalaian tersebut.
Kemudian dikembangkan oleh salah satu sosok yang dipanggil oleh jemaah dengan istilah Khalifah alias pemimpin.
Sosok pemimpin ini diketahui merupakan seorang pria dengan inisial nama U.
“U Ujang tinggal di Koto Tuo Panyalaian, warga asli Panyalaian dan menjadi orang yang pertama membawa aliran Bab Kesucian ke Panyalaian. U sering menjadi guru dalam pengajian di Panyalaian,” bunyi laporan hasil penelitian itu.
Kemudian untuk di Padang, pengajian ajaran Bab Kesucian ini dilakoni oleh S, yang juga guru di pesantren Panyalaian itu.
“Pengajian di Padang terpusat di sebuah sekretariat Yayasan yang terletak di Kecamatan Koto Tangah,” mengutip isi laporan tersebut.
Tim peneliti dalam laporan itu juga menjelaskan bahwa pusat ajaran di Padang pernah melakukan pengajian dengan menghadirkan ratusan jemaah pada Februari 2021.
“Pengajian laki-laki pada malam hari, sedangkan pengajian perempuan pada siang hari,” bunyi poin selanjutnya dalam laporan itu.
Selain di Padang dan Koto Tuo Panyalaian, pengajian ajaran Bab Kesucian ini juga berlangsung di Kota Payakumbuh.
Pengajian di Payakumbuh ini dilakukan oleh S, yang juga merupakan pembina pengajian di Kota Padang.
“Sebagian jamaah yang berasal dari Panyalaian secara rutin mengikuti pengajian yang dilaksanakan di Payakumbuh,” bunyi laporan tersebut.
Kemudian, berawal dari Koto Tuo Panyalaian, ajaran ini juga berkembang ke kawasan Lintau Buo Utara, Tanah Datar.
Modusnya, penyebaran ajaran ini berkembang lewat pengobatan tradisional yang juga dilakukan oleh S.
“Namun pengajian di Lintau Buo Utara ini hanya dilaksanakan saat S berkunjung saja, tidak rutin,” bunyi poin terakhir dalam hasil penelitian itu.
Secara keseluruhan, pengikut jemahaan Bab Kesucian ini di Tanah Datar sudah mencapai 53 orang, yang mana semuanya didominasi warga Koto Tuo Panyalaian.(*)
Komentar post